Abortus, atau keguguran, adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai kemampuan untuk hidup di luar rahim. Terdapat berbagai jenis abortus, yang dikategorikan berdasarkan penyebab, gejala, dan tahapan perkembangan kehamilan. Berikut adalah macam-macam jenis abortus yang perlu diketahui:
1. Abortus Spontan
Abortus spontan adalah keguguran yang terjadi secara alami tanpa intervensi medis. Ini adalah jenis abortus yang paling umum dan dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk masalah kromosom, kondisi medis ibu, atau faktor lingkungan. Abortus spontan dapat dibagi menjadi beberapa subtipe:
a. Abortus Terancam (Threatened Abortion): Abortus terancam adalah kondisi di mana ada tanda-tanda keguguran seperti perdarahan vagina dan kram perut, tetapi kehamilan masih berlanjut dengan serviks yang tetap tertutup. Dalam beberapa kasus, kehamilan dapat berlanjut dengan normal meskipun gejala ini muncul.
b. Abortus Inevitable (Inevitable Abortion): Abortus inevitable terjadi ketika perdarahan dan kram semakin parah, dan serviks mulai membuka. Ini menunjukkan bahwa keguguran sedang berlangsung dan tidak bisa dicegah. Janin atau jaringan kehamilan akan segera dikeluarkan dari rahim.
c. Abortus Inkomplet (Incomplete Abortion): Abortus inkomplet terjadi ketika sebagian jaringan kehamilan dikeluarkan dari rahim, tetapi sebagian lainnya masih tertinggal. Ini bisa menyebabkan perdarahan berkelanjutan dan nyeri. Penanganan medis mungkin diperlukan untuk mengeluarkan sisa jaringan dan mencegah infeksi.
d. Abortus Komplet (Complete Abortion): Abortus komplet terjadi ketika seluruh jaringan kehamilan dikeluarkan dari rahim. Gejala seperti perdarahan dan kram biasanya berhenti setelah jaringan keluar. Konfirmasi melalui pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan yang tertinggal.
e. Missed Abortion: Dalam missed abortion, janin telah meninggal tetapi jaringan kehamilan tidak dikeluarkan dari rahim secara spontan. Ibu mungkin tidak menyadari karena gejala seperti perdarahan atau nyeri mungkin tidak ada. Diagnosis biasanya dilakukan melalui ultrasonografi yang menunjukkan tidak ada detak jantung janin. Penanganan bisa melibatkan obat-obatan atau prosedur kuretase untuk mengeluarkan jaringan.
2. Abortus Septik (Septic Abortion)
Abortus septik adalah keguguran yang disertai dengan infeksi yang mengancam nyawa. Ini bisa terjadi setelah abortus yang tidak bersih atau dilakukan dalam kondisi tidak steril, atau jika ada jaringan yang tertinggal dalam rahim setelah keguguran. Gejala termasuk demam tinggi, nyeri perut, dan perdarahan yang tidak normal. Ini adalah kondisi medis darurat yang memerlukan perawatan segera, termasuk antibiotik dan, jika perlu, prosedur kuretase untuk mengeluarkan jaringan yang terinfeksi.
3. Abortus Recurrent (Recurrent Abortion)
Abortus recurrent, atau keguguran berulang, adalah kondisi di mana seorang wanita mengalami tiga atau lebih keguguran berturut-turut. Penyebab keguguran berulang bisa kompleks dan melibatkan faktor genetik, hormonal, anatomi, atau imunologis. Evaluasi medis yang mendalam biasanya diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya dan menentukan rencana perawatan yang sesuai.