Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk TB Laten

Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk TB Laten

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak diobati dengan benar. Salah satu bentuk TBC adalah TB laten, yaitu kondisi di mana seseorang terinfeksi bakteri TBC tetapi tidak menunjukkan gejala aktif dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain. Namun, tanpa pengobatan, TB laten dapat berkembang menjadi TBC aktif di kemudian hari. Untuk mencegah hal ini, terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) menjadi langkah yang sangat penting.

Apa itu Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)?

TPT adalah pengobatan yang diberikan untuk mencegah perkembangan TB laten menjadi TB aktif. Terapi ini biasanya melibatkan penggunaan obat antituberkulosis dalam jangka waktu tertentu untuk membunuh bakteri TBC yang mungkin ada di dalam tubuh. Tujuan dari TPT adalah untuk mengurangi risiko seseorang mengembangkan TBC aktif di masa depan, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok risiko tinggi.

Siapa yang Memerlukan TPT?

TPT direkomendasikan untuk beberapa kelompok orang yang memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi TB aktif, termasuk:

  1. Kontak dekat dengan pasien TB aktif: Orang yang tinggal bersama atau berdekatan dengan seseorang yang memiliki TB aktif.
  2. Penderita HIV/AIDS: Individu dengan HIV memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi TB aktif karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  3. Anak-anak dengan risiko tinggi: Anak-anak yang terpapar dengan individu yang memiliki TB aktif, terutama yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak sepenuhnya berkembang.
  4. Penderita TBC laten dengan risiko tinggi: Orang yang memiliki TBC laten dan faktor risiko tambahan, seperti riwayat diabetes atau kondisi medis lainnya yang menurunkan kekebalan tubuh.

Jenis Obat dan Durasi Pengobatan

TPT melibatkan beberapa jenis regimen obat yang berbeda, termasuk:

  1. Isoniazid (INH): Ini adalah obat antituberkulosis yang sering digunakan dalam TPT. Regimen umum melibatkan pengobatan dengan isoniazid selama 6-9 bulan. Ini adalah pengobatan yang paling banyak digunakan dan telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko perkembangan TB aktif.
  2. Rifampisin (RIF): Alternatif lain adalah regimen singkat dengan rifampisin selama 4 bulan. Rifampisin dapat digunakan dalam kasus di mana isoniazid tidak dianjurkan atau jika pasien tidak dapat mentoleransi isoniazid.
  3. Regimen Kombinasi: Kadang-kadang, kombinasi dari isoniazid dan rifapentine digunakan dalam pengobatan selama 3 bulan. Regimen ini biasanya digunakan dalam situasi tertentu atau untuk mempermudah pengobatan.

Efektivitas dan Efek Samping

TPT sangat efektif dalam mencegah perkembangan TB aktif, tetapi seperti semua pengobatan, ada kemungkinan efek samping. Efek samping yang mungkin terjadi dari isoniazid termasuk gangguan hati, mual, dan reaksi alergi. Rifampisin juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan interaksi dengan obat lain. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk melaporkan setiap efek samping yang dirasakan kepada tenaga medis.

Tindakan Pencegahan dan Pemantauan

Selama terapi, pasien harus menjalani pemantauan berkala untuk memastikan efektivitas pengobatan dan untuk mendeteksi kemungkinan efek samping. Pemeriksaan hati dan tes darah mungkin diperlukan untuk memantau kesehatan pasien selama pengobatan.